الأمر
I.
PENDAHULUAN
Balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang
berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan
kejelasan perbedaan yang samar diantara macam-macam uslub (ungkapan). Dalam
mempelajari ilmu balaghah, terbagi menjadi tiga muatan yaitu ilmu ma’ani, ilmu
bayan, dan ilmu badi’. Untuk Balaghah 1, kita akan mempelajari salah satu
muatan dari ilmu balaghah, yaitu ilmu ma’ani. Seperti yag kita ketahui, dalam
ilmu ma’ani merupakan ilmu untuk mengetahui hal-ihwal lafadz bahasa Arab
yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.
Salah satu pembahasan dalam ilmu ma’ani adalah
insya’, yang dimana insya’ terbagi menjadi dua bagian yaitu insya’ thalabi dan
insya’ ghairu thalabi. Insya’ thalabi merupakan kalimat-kalimat yang digunakan
untuk menghendaki keberhasilan sesuatu yang belum berhasil pada saat kehendak
itu dikemukakan. sedangkan insya’ ghairu thalabi adalah yang tidak digunakan
unuk menghendaki terjadinya sesuatu. Dalam insya’ thalabi ada yang berupa amr
(kata perintah), nahyi (kata larangan), istifham (kata tanya), tamanni (kata
untuk mengharapkan sesuatu yang sulit terwujud) dan nida’ (kata yang didahului
dengan seruan). Dalam kesempatan
kali ini, penulis akan membahas tentang salah satu dari insya’ thalabi yaitu Amr.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Pengertian tentang Amr ?
B.
Apa saja Sighat dari Amr ?
C.
Apa saja Penyimpanan
makna Amr dari makna aslinya?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Amr
الأمر :وهو طلب الفعل على وجه الاستعلاء[1]
Amr
adalah tuntutan untuk melakukan
sesuatu atau pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih
rendah.
الأمر هو لفظ يطلب به الأعلى ممن هو أدنى منه فعلا
“Amr ialah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi
kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah kedudukannya.”
Amr
menurut ‘ulama balaghah adalah tuntutan untuk melakukan sesuatu kepada yang
lebih rendah disertai paksaan. [2]
B.
Shighot Amr
Amr
mempunyai 4 macam sighot:
1.
Fi’il Amr
Semua kata kerja
yang bershighot fi’il amr termasuk dalam insya’ thalaby.
contoh :
وأقيموا الصلاة (النور : 56 )
“Dan dirikanlah Shalat” (QS.
An-Nur : 56).
Kata أقيموا fi’il amr dari fi’il madhi أقام – يقيم yang mengandung arti “mendirikan atau melaksanakan”.[3]
contoh dalam sya’ir :
شاورسواك إذانابتك نائبة # يوما وإن كنت من أهل المشورت
Bermusyawarahlah dengan orang lain ketika engkau tertimpa musibah
Pada suatu waktu sekalipun engkau termasuk ahli musyawarah[4]
2.
Fi’il Mudhori’ yang diikuti dengan lam amar
Contoh seperti
perintah untuk berinfaq yang diterangkan dalam surat At-Tholaq : 7
÷,ÏÿYãÏ9 rè 7pyèy `ÏiB ¾ÏmÏFyèy ÇÐÈ
hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut
kemampuannya (QS. At Tholaq : 7)
kata "لينفق" yang
menunjukkan perintah untuk berinfaq adalah bentuk fi’il mudhari’ yang dijazmkan
oleh lam amr.
3. Isim fi’il Amr
contohnya ajakan
untuk sholat dan menuju kemenangan:
حي على الصلاة حي على الفلاح
“mari
melaksanakan sholat, mari menuju kemenangan”
Kata
حي yang bearti mari dalam kalimat tersebut adalah
sebuah kata yang berbentuk isim, tetapi mengandung makna amr, sehingga disebut
isim fi’il amr.
4.
Masdar sebagai ganti fi’il amr
Contoh perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua :
القربى واليتمى
والمسكين وقولوا للناس حسنا... وبالوالدين إحسانا وذى
“Dan berbuat baiklah kepada
kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan bertutur
katalah yang baik kepada manusia”
(QS. Al-Baqarah: 73)
Kata إحسانا yang mengandung arti
“kebaikan” dalam ayat tersebut adalah bentu masdar dari kata أحسن – يحسن- إحسانا yang digunakan dalam ma’na fi’il amr yang artinya
“berbuat baiklah.”
C.
Penyimpanan
makna Amr dari makna aslinya
Dalam konteks tertentu, kalimat perintah ini
terkadang menyimpang dari makna aslinya dan menunjukkan makna-makna lain, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Do’a
Ungkapan amr dapat menunjukkan makna do’a apabila suatu
perintah
tersebut berupa permohonan yang datang dari bawah kepada yang diatas.
Seperti contohnya dalam QS. Ali imron : 193 tentang permohonan kita kepada
Allah agar Allah mengampuni segala dosa dan kesalahan kita:
ربنا فاغفرلنا
ذنوبنا وكفر عنا سيئاتنا (ال عمران : ١٩٣ )
“Ya Tuhan kami,ampunilah
dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami”
Kata “اغفر” dan kata “كفر” dalam ayat diatas, meskipun berbentuk fi’il amr,
keduanya tidak menunjukkan makna amr yang haqiqi tetapi menunjukkan makna do’a.
Sebab kedua kata trsebut digunakan dalam konteks permohonan seorang hamba
kepada tuhannya.
2.
Iltimas
Ungkapan amr dapat juga menunjukkan makna iltimas
yaitu tuntutan untuk melakukan sesuatu dari pihak yang sederajat kedudukannya.
Seperti permintaan seorang teman kepada temannya.
! اعطني القلم, يا صاحبي
“berikanlah aku sebuah pena,
wahai temanku!”
3.
Tamanni
Ungkapan
amr pun juga dapat menunjukkan makna tamanni, yaitu jika perintah ditujukan
kepada sesuatu yang tidak berakal atau mengharap sesuatu yang didambakan yang
tidak mungkin terjadi. Contohnya, ungkapan orang yang sedang merindukan
kekasihnya :
يا عصافير , بلغ سلامي وشوقي إليها !
“Wahai burung pipit, sampaikanlah salam dan rinduku
kepadanya.”
Contoh dalm
syair :
ألا أيها اليل الطويل ألاانجل #
بصبح وما الإصباح منك بأمثل
“Ingatlah wahai malam yang panjang, alangkah
baiknya engkau menampakkan cahaya pagi, dan penampakan cahaya pagi olehmu itu
(sebenarnya) bukanlah suatu hal yang lebih baik.”
4.
Irsyad
Amr juga dapat menunjukkan makna Irsyad atau
bimbingan jika perintah tersebut misalnya : berisi pepatah, nasihat, atau
cara-cara untuk melaksanakan sesuatu atau mendaptkan sesuatu. Contoh : nasihat
seorang guru kepada peserta didiknya untuk rajin dalam belajar.
إذا أردتم النجاح فى الامتحان فاجتهدوا فى الدراسة
“Jika
Anda ingin sukses dalam ujian maka rajinlah belajar.”
5.
Ibahah
Amr terkadang menunjukkan makna ibahah, yaitu
kebolehan (kebebasan) untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, bukan
sebuah kewajiban. Seperti perintah untuk makan dan minum dalam al-Qur’an.
كلوا واشربوا ولا
تسرفوا (اللأعراف : ٣١ )
“Makan dan minumlah dan
janganlah berlebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31)
6.
Takhyir
Makna lain dari amr adalah makna takhyir atau pilihan.
Biasanya, konteks ini muncul jika ada dua perintah yang diajukan untuk dipilih
salah satunya, seperti ungkapan”
عش كريما أو مت
شهيدا
“Hidup
dalam keadaan mulia atau matilah dalam keadaan syahid.”
7.
Ta’jiz
Ta’jiz yaitu tuntutan melakukan sesuatu yang
tidak kuat untuk dilakukan atau perintah yang membuat mukhottob itu tidak mampu
melakukan perintah.
Contoh :
فأتوا بسورة من مثله وادعوا شهداءكم من دون الله ان كنتم صدقين (البقرة :
23)
“Buatlah satu surat saja yang semisal al-Qur’an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang0orang yang benar. (QS.
al-Baqarah : 23)”
8.
Tahdid
Selain makna-makna
di atas, amr pun terkadang menunjukkan makna tahdid yaitu perintah yang disertai dengan ancaman. Jika amr diungkapkan
dalam konteks ini, maka pada dasarnya menunjukkan “sindiran” atau
ketidaksetujuan dari pihak yang memberi perintah tersebut. Contoh, ungkapan yang ditujukkan kepada orang yang
selalu mengikuti hawa nafsunya.
…4
(#qè=uHùå$#
$tB
ôMçGø¤Ï©
(
¼çm¯RÎ)
$yJÎ/
tbqè=yJ÷ès?
îÅÁt/
ÇÍÉÈ
40.
perbuatlah apa yang kamu kehendaki;
Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
9.
Taswiyah
Taswiyah yaitu menyangka salah satu dari dua
perkara itu lebih unggul daripada yang lain. Contoh :
...
(#ÿrçÉ9ô¹$$sù
÷rr&
w
(#rçÉ9óÁs?
... ÇÊÏÈ
16. ... Maka baik kamu bersabar atau tidak, sama
saja bagimu...
10. Tahqir
Tahkir
yaitu mengarahkan sesuatu kepada mukhotob dengan tujuan mengecilkan sesuatu
tersebut atau menyedikitkan atau mencelanya dari orang yang sepadan.
Contoh:
ø-è
¨RÎ)
|MRr&
âÍyèø9$#
ãLqÌx6ø9$#
ÇÍÒÈ
49. Rasakanlah, Sesungguhnya
kamu orang yang Perkasa lagi mulia.[5]
IV.
KESIMPULAN
Amr adalah tuntutan untuk melakukan suatu
perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih
rendah kedudukannya.
Terdapat empat sighat amr yaitu Fi’il amr, Fi’il
mudhori’yang diikuti dengan lam amar, isim fi’il amr dan masdar sebagai ganti
fi’il amr.
Terdapat 10 penyimpanan makna amr dari makna
aslinya diantaranya yaitu Do’a, Iltimas, irsyad, tamanni, takhyir, ibahah,
ta’jiz, tahdid, taswiyyah, dan tahrir..
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan,
Kepada para pembaca, penulis menyadari banyaknya kekurangan dari penulisan
makalah ini, oleh karena itu disarankan kepada seluruh pembaca, supaya mencari
dan dan membaca referensi-referensi lain yang terkait dengan materi yang
berkaitan dengan Amr dalam ilmu balaghah ma’ani.
[1]Hafni Baki Nashif, dkk, Kitab
Qawaidu al Lughah al Arabiyah, (Surabaya, Al Hidayah, 2006), hlm. 107.
[2]In’am Fawwal Akkawi, al
Mu’jam al Mufassol fi Ulum al Badi’ Wal-Bayan Wal-Ma’ani, (Lebanon : Daar
al Kutub al Ilmiyah, 2006), hlm. 216.
[3]Yuyun Wahyuddin, Menguasai
Baaghah Cara Cerdas Berbahasa, (Yogyakarta : Nurma Media Idea, 2007), hlm.
95.
[5]Yuyun Wahyuddin, Menguasai
Baaghah Cara Cerdas Berbahasa, ...., hlm. 95-97.
terimakasih sangat membantu contoh2nyan hanya kurang lengkap , juga mohon contoh yg pribadi lebih di banyakin biar berbeda dari artikel umunya
BalasHapus