Selasa, 29 Maret 2016

Ilmu Balaghah Ma'ani Al Amr (kata perintah)


الأمر
I.                   PENDAHULUAN
Balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar diantara macam-macam uslub (ungkapan). Dalam mempelajari ilmu balaghah, terbagi menjadi tiga muatan yaitu ilmu ma’ani, ilmu bayan, dan ilmu badi’. Untuk Balaghah 1, kita akan mempelajari salah satu muatan dari ilmu balaghah, yaitu ilmu ma’ani. Seperti yag kita ketahui, dalam ilmu ma’ani merupakan ilmu untuk mengetahui hal-ihwal lafadz bahasa Arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.
Salah satu pembahasan dalam ilmu ma’ani adalah insya’, yang dimana insya’ terbagi menjadi dua bagian yaitu insya’ thalabi dan insya’ ghairu thalabi. Insya’ thalabi merupakan kalimat-kalimat yang digunakan untuk menghendaki keberhasilan sesuatu yang belum berhasil pada saat kehendak itu dikemukakan. sedangkan insya’ ghairu thalabi adalah yang tidak digunakan unuk menghendaki terjadinya sesuatu. Dalam insya’ thalabi ada yang berupa amr (kata perintah), nahyi (kata larangan), istifham (kata tanya), tamanni (kata untuk mengharapkan sesuatu yang sulit terwujud) dan nida’ (kata yang didahului dengan seruan). Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang salah satu dari insya’ thalabi yaitu Amr.   

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Pengertian tentang Amr ?
B.     Apa saja Sighat dari Amr ?
C.     Apa saja Penyimpanan makna Amr dari makna aslinya?


III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Amr
الأمر :وهو طلب الفعل على وجه الاستعلاء[1] 
Amr adalah tuntutan untuk melakukan sesuatu atau pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah.
Dr. Abu Hasbullah mendefinisikan amr sebagai berikut:
الأمر هو لفظ يطلب به الأعلى ممن هو أدنى منه فعلا
“Amr ialah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah kedudukannya.”

الأمر عند علماء البلاغةهو طلب الفعل على وجه الاستعلاء والإلزام
Amr menurut ‘ulama balaghah adalah tuntutan untuk melakukan sesuatu kepada yang lebih rendah disertai paksaan. [2]

B.     Shighot Amr
Amr mempunyai 4 macam sighot:
1.      Fi’il Amr
Semua kata kerja yang bershighot fi’il amr termasuk dalam insya’ thalaby.
contoh :
وأقيموا الصلاة (النور : 56 )
“Dan dirikanlah Shalat” (QS. An-Nur : 56).
Kata أقيموا fi’il amr dari fi’il madhi أقام – يقيم   yang mengandung arti “mendirikan atau melaksanakan”.[3]


contoh dalam sya’ir :
شاورسواك إذانابتك نائبة # يوما وإن كنت من أهل المشورت
Bermusyawarahlah dengan orang lain ketika engkau tertimpa musibah
Pada suatu waktu sekalipun engkau termasuk ahli musyawarah[4]

2.      Fi’il Mudhori’ yang diikuti dengan lam amar
Contoh seperti perintah untuk berinfaq yang diterangkan dalam surat At-Tholaq : 7
÷,ÏÿYãÏ9 rèŒ 7pyèy `ÏiB ¾ÏmÏFyèy ÇÐÈ  
hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya (QS. At Tholaq : 7)
kata "لينفق"  yang menunjukkan perintah untuk berinfaq adalah bentuk fi’il mudhari’ yang dijazmkan oleh lam amr.

3.      Isim fi’il Amr
contohnya ajakan untuk sholat dan menuju kemenangan:
                                    حي على الصلاة حي على الفلاح
                                    “mari melaksanakan sholat, mari menuju kemenangan”
Kata حي yang bearti mari dalam kalimat tersebut adalah sebuah kata yang berbentuk isim, tetapi mengandung makna amr, sehingga disebut isim fi’il amr.

4.      Masdar sebagai ganti fi’il amr
Contoh perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua :
القربى واليتمى والمسكين وقولوا للناس حسنا...    وبالوالدين إحسانا وذى
“Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan bertutur katalah yang baik kepada manusia”
(QS. Al-Baqarah: 73)
Kata إحسانا yang mengandung arti “kebaikan” dalam ayat tersebut adalah bentu masdar dari kata أحسن – يحسن- إحسانا yang digunakan dalam ma’na fi’il amr yang artinya “berbuat baiklah.”

C.    Penyimpanan makna Amr dari makna aslinya
Dalam konteks tertentu, kalimat perintah ini terkadang menyimpang dari makna aslinya dan menunjukkan makna-makna lain, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Do’a
Ungkapan amr dapat menunjukkan makna do’a apabila suatu perintah
tersebut berupa permohonan yang datang dari bawah kepada yang diatas. Seperti contohnya dalam QS. Ali imron : 193 tentang permohonan kita kepada Allah agar Allah mengampuni segala dosa dan kesalahan kita:
ربنا فاغفرلنا ذنوبنا وكفر عنا سيئاتنا (ال عمران : ١٩٣ )
Ya Tuhan kami,ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami”
Kata “اغفر” dan kata “كفر” dalam ayat diatas, meskipun berbentuk fi’il amr, keduanya tidak menunjukkan makna amr yang haqiqi tetapi menunjukkan makna do’a. Sebab kedua kata trsebut digunakan dalam konteks permohonan seorang hamba kepada tuhannya.
  
2.      Iltimas
Ungkapan amr dapat juga menunjukkan makna iltimas yaitu tuntutan untuk melakukan sesuatu dari pihak yang sederajat kedudukannya. Seperti permintaan seorang teman kepada temannya.
! اعطني القلم, يا صاحبي
“berikanlah aku sebuah pena, wahai temanku!”

3.      Tamanni
Ungkapan amr pun juga dapat menunjukkan makna tamanni, yaitu jika perintah ditujukan kepada sesuatu yang tidak berakal atau mengharap sesuatu yang didambakan yang tidak mungkin terjadi. Contohnya, ungkapan orang yang sedang merindukan kekasihnya :
يا عصافير , بلغ سلامي وشوقي إليها !
“Wahai burung pipit, sampaikanlah salam dan rinduku kepadanya.”
Contoh dalm syair :
ألا أيها اليل الطويل ألاانجل # بصبح وما الإصباح منك بأمثل
Ingatlah wahai malam yang panjang, alangkah baiknya engkau menampakkan cahaya pagi, dan penampakan cahaya pagi olehmu itu (sebenarnya) bukanlah suatu hal yang lebih baik.”

4.      Irsyad
Amr juga dapat menunjukkan makna Irsyad atau bimbingan jika perintah tersebut misalnya : berisi pepatah, nasihat, atau cara-cara untuk melaksanakan sesuatu atau mendaptkan sesuatu. Contoh : nasihat seorang guru kepada peserta didiknya untuk rajin dalam belajar.
إذا أردتم النجاح فى الامتحان فاجتهدوا فى الدراسة
“Jika Anda ingin sukses dalam ujian maka rajinlah belajar.”

5.      Ibahah
Amr terkadang menunjukkan makna ibahah, yaitu kebolehan (kebebasan) untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, bukan sebuah kewajiban. Seperti perintah untuk makan dan minum dalam al-Qur’an.
كلوا واشربوا ولا تسرفوا (اللأعراف : ٣١ )
“Makan dan minumlah dan janganlah berlebihan.” (QS. Al-A’raf [7]: 31)

6.      Takhyir
Makna lain dari amr adalah makna takhyir atau pilihan. Biasanya, konteks ini muncul jika ada dua perintah yang diajukan untuk dipilih salah satunya, seperti ungkapan”
عش كريما أو مت شهيدا
“Hidup dalam keadaan mulia atau matilah dalam keadaan syahid.”

7.      Ta’jiz
Ta’jiz yaitu tuntutan melakukan sesuatu yang tidak kuat untuk dilakukan atau perintah yang membuat mukhottob itu tidak mampu melakukan perintah.
Contoh :
                                    فأتوا بسورة من مثله وادعوا شهداءكم من دون الله ان كنتم صدقين (البقرة : 23)                                                                                                
 “Buatlah satu surat saja yang semisal al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang0orang yang benar. (QS. al-Baqarah : 23)”

8.      Tahdid
Selain makna-makna di atas, amr pun terkadang menunjukkan makna tahdid yaitu perintah yang disertai dengan ancaman. Jika amr diungkapkan dalam konteks ini, maka pada dasarnya menunjukkan “sindiran” atau ketidaksetujuan dari pihak yang memberi perintah tersebut. Contoh, ungkapan yang ditujukkan kepada orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya.

4 (#qè=uHùå$# $tB ôMçGø¤Ï© ( ¼çm¯RÎ) $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÅÁt/ ÇÍÉÈ  
40. perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
9.      Taswiyah
Taswiyah yaitu menyangka salah satu dari dua perkara itu lebih unggul daripada yang lain. Contoh :
... (#ÿrçŽÉ9ô¹$$sù ÷rr& Ÿw (#rçŽÉ9óÁs? ... ÇÊÏÈ    
16. ... Maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu...

10.  Tahqir
Tahkir yaitu mengarahkan sesuatu kepada mukhotob dengan tujuan mengecilkan sesuatu tersebut atau menyedikitkan atau mencelanya dari orang yang sepadan.
Contoh:
ø-èŒ š¨RÎ) |MRr& âƒÍyèø9$# ãLq̍x6ø9$# ÇÍÒÈ  
49. Rasakanlah, Sesungguhnya kamu orang yang Perkasa lagi mulia.[5]

  

IV.             KESIMPULAN
Amr adalah tuntutan untuk melakukan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada pihak yang lebih rendah kedudukannya.
Terdapat empat sighat amr yaitu Fi’il amr, Fi’il mudhori’yang diikuti dengan lam amar, isim fi’il amr dan masdar sebagai ganti fi’il amr.
Terdapat 10 penyimpanan makna amr dari makna aslinya diantaranya yaitu Do’a, Iltimas, irsyad, tamanni, takhyir, ibahah, ta’jiz, tahdid, taswiyyah, dan tahrir..


V.                PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, Kepada para pembaca, penulis menyadari banyaknya kekurangan dari penulisan makalah ini, oleh karena itu disarankan kepada seluruh pembaca, supaya mencari dan dan membaca referensi-referensi lain yang terkait dengan materi yang berkaitan dengan Amr dalam ilmu balaghah ma’ani.




[1]Hafni Baki Nashif, dkk, Kitab Qawaidu al Lughah al Arabiyah, (Surabaya, Al Hidayah, 2006), hlm. 107.
[2]In’am Fawwal Akkawi, al Mu’jam al Mufassol fi Ulum al Badi’ Wal-Bayan Wal-Ma’ani, (Lebanon : Daar al Kutub al Ilmiyah, 2006), hlm. 216.
[3]Yuyun Wahyuddin, Menguasai Baaghah Cara Cerdas Berbahasa, (Yogyakarta : Nurma Media Idea, 2007), hlm. 95.          
[4]Ali Al-Jarim, Al Balaghatul Waadhihah, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1994), 252.
[5]Yuyun Wahyuddin, Menguasai Baaghah Cara Cerdas Berbahasa, ...., hlm. 95-97.

1 komentar:

  1. terimakasih sangat membantu contoh2nyan hanya kurang lengkap , juga mohon contoh yg pribadi lebih di banyakin biar berbeda dari artikel umunya

    BalasHapus