Si Sayur “Mbarep” Maedi
Saya yang biasa
dipanggil Tari dari penggalan nama lengkap saya yaitu Siti Lestari Mulianah,
saya berjenis kelamin perempuan yang di lahirkan di rumah bersalin Budi Luhur
kota Kudus dengan dibantu oleh bu bidan Titin, akhirnya pukul 15.00 WIB tanggal
13 bulan Juni tahunnya 1995 itu pertama kalinya saya melihat dunia sekaligus
pertemuan pertama saya dengan orang tua saya. Saya lahir dengan Bobot 3,5 kg
dan panjang 4,8 cm dan menyandang gelar anak mbarep (pertama) dari pasangan suami
istri yang sah bapak Jumaedi dan ibu Sumanah. Bapak ibu saya menamai saya
dengan nama Lestari Mulianah, dari embah saya yaitu bapak dari bapak saya alias
kakek saya menambahi nama Siti didepan nama saya. Jadilah nama saya “Siti
Lestari Mulianah”. Saya mempunyai 2 adek, satu saingan saya karena dia
perempuan “Nilna” begitu panggilannya lengkapnya Nilna Sya’adah dan Muhammad Satria
Ibnu Shihab adik laki-laki ternakal saya. Karena saya belum berkeluarga, tempat
tinggal saya masih bersama keluarga saya yaitu di desa Prambatan Kidul RT 01 RW
04 dukuh Karang Wetan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus.
Tahun 1999 Saya
masuk sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal yang letaknya tidak jauh dari rumah
saya jaraknya kira-kira 100 meteran dari rumah saya. Setiap berangkat sekolah,
saya pasti diantar oleh orang tua saya tapi setiap pulang sekolah, saya lebih
memilih jalan kaki bersama teman-teman dari pada dijemput. Karena, menurut saya
jalan kaki bersama teman – teman itu lebih menyenangkan. Sejak kecil, saya senang
sekali menari, mewarnai, dan menggambar karena itulah saya sering diikut
sertakan dalam lomba – lomba tersebut. Selain itu, Saya juga senang menyanyi
terutama menyanyi lagu – lagu india,
setelah pulang sekolah saya sering menari dan menyanyi india bersama teman –
teman saya dirumah. Betapa bahagianya saya diwaktu kecil yang hanya dipenuh
dengan kegembiraan, tertawa, keceriaan.
Masa anak-anak memanglah masa yang paling indah dan menggembirakan. Tahun 2001
saya lulus dari TK, Karena orang tua saya meninginkan saya belajar ilmu agama
dan ilmu umum, saya melanjutkan pendidikan di MI Banat NU Kudus, yang sekarang
terkenal dengan sebutan MI NU Banat Kudus. 12 tahun saya tidak mempunyai temen
sekelas yang bejenis kelamin laki-laki karena dari MI sampai MA saya hidup
dilingkungan Banat yang semua temen – temen kelas saya itu perempuan. Saya
lulus MI tahun 2007 dan melanjutkan ke
jenjang MTS NU Banat Kudus yang letaknya tidak jauh dari MI banat . Lulus MTS
tahun 2010 dan masih setia di lingkungan Banat, saya melanjutkan pendidikan di
MA Nu Banat Kudus setelah satu tahun disana, saya masuk kelas XI dan mengambil
jurusan IPS sampai akhirnya tahun 2013 saya keluar dari lingkungan Banat.
Disamping pendidikan formal, saya juga mengikuti pendidikan nonformal yaitu di
TPQ Al-Rosyad Kepundung Purwosari Kudus mulai tahun 2003 sampai 2006. Setelah
lulus dari TPQ, saya melanjutkan di Madrasah Diniyah Hidayatul Aulad Prambatan
Kidul Kudus. Di Madrasah Diniyah saya langsung masuk di kelas 3 sampai tahun
2009 saya lulus dari MADIN.
Setelah 12 tahun saya belajar di Banat, tahun 2013 Saya melanjutkan
pendidikan diperguruan tinggi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Pada awal tahun saya masuk di UIN, saya
memutuskan untuk tinggal di Ma’had Walisongo Semarang yang letaknya tidak jauh
dari kampus tempat saya belajar nantinya. Masuk kuliah pertama kali, saya
merasa minder sama teman-teman saya karena mayoritas dari mereka adalah lulusan
pondok sedangkan saya baru pertama kali masuk pondok di Ma’had Walisongo
Semarang itu pun karena keinginan orang tua. Satu tahun berjalan, dan masa
aktif di Ma’had Walisongo pun sudah habis. Saya melanjutkan tinggal di
lingkungan pondok lagi, karena ketagihan dengan dunia pondok dan saya memutuskan
untuk tinggal di Pondok Pesantren Darun Najah Jerakah yang letaknya lumayan
jauh dari tempat saya belajar yaitu tepatnya di Jl. Stasiun Jrakah Kelurahan
Jrakah Kecamatan Tugu Kabupaten Semarang.
Pengalaman saya
berorganisasi itu hanya di desa saya saja yaitu waktu saya masih duduk di
bangku MTS dan MA, saya aktif di IPNU IPPNU Prambatan Kidul dan Jam’iyyah
Fatayat Prambatan Kidul.Tapi sejak saya kuliah di Semarang saya sudah tidak
aktif lagi dalam berorganisasi. Selama saya belajar dibangku kuliah, saya
pernah mengikuti salah satu organisasi yang ada dikampus, tapi itupun tidak
berjalan dalam waktu yang lama karena adanya suatu alas an. Sejak saat itu saya
sudah tidak aktif lagi dalam berorganisasi.
Sekarang saya
masih duduk di bangku kuliah semester tujuh yang insya allah akan menyandang
gelar S.Pd pada tahun 2017. Aamiin. Semoga dapat tercapai dan menjadi orang
yang sukses dan berguna bagi masyarakat dan khususnya dapat membanggakan kedua
orang tua karena Ridhollahu fi Ridholwalidain Ridho Allah terletak kepada ridho
kedua orang tua. Segala usaha harus diiringi dengan do’a begitupun sebaliknya
do’a harus diiringi dengan usaha.
Inilah sepenggal
kisah saya, Saya si sayur “mbarep” Maedi, kenapa saya memakai nama itu, sayur
karena menurut saya itu unik, saya yang gag doyan sayur, yang kalo makan pasti
menyisihkan sayur, sekarang saya mencoba untuk menyukai sayur. Do’akan saya
semoga berhasil. Mbarep, itu sebutan anak pertama dari bahasa jawa dan Maedi
adalah penggalan dari nama pangeran saya alias bapak saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar